Pages

18 Juni 2018

Pelet Bayangan Sumpah Berdarah



Mahakarya Magic berupa Azimat Tambang Liring (TL) dari racikan para Dalang Wayang Banjar dari Kalimantan Selatan ini benar-benar dahsyat luar biasa. Selain pembuatannya begitu sakral juga bahan yang digunakanpun memiliki nilai mistic yang tinggi. Tak ayal, hasil (kesan) nya pun tak tanggung-tanggung. Mampu membalikkan pikiran bahkan hati target menjadi patuh dan tunduk seperti kerbau dicucuk hidungnya. Sehingga TARGET dengan mudahnya bisa dikendalikan oleh sipemilik TL. 

Tambang Liring bisa digunakan untuk anda yang menginginkan beristri banyak rukun damai/ istri lebih dari satu (poligami), atau anda seorang istri muda agar diperlakukan istimewa, atau istri tua tapi diperlakukan tidak adil /suami terlalu menyayangi yang muda yang masih cantik,  atau menginginkaan pasangan anda patuh nurut pada anda. Juga untuk pejabat yang menginginkan jabatan lebih tinggi lagi atau mempertahankan jabatannya bahkan bawahan juga patuh pada anda. Untuk Artis menginginkan banjir JOB/KONTRAK silahkan pakai TL. Untuk Anda Anak Malam/Penyanyi Bar/Karaoke atau Istri simpanan agar pasangannya Royal. Banyak lagi keuntungan memiliki/memakai TL. Tambang Liring cukup Pamiliar, karena cara pakainya sangat mudah dan tuah ghaibnya sangat dahsyat. Banyak Klien menyampaikan rasa PUASnya setelah memakai PIRANTI MISTIC ASAL KALIMANTAN SELATAN (TAMBANG LIRING). (Silahkan pesan ke Kibayu di nomor kontak hp/WA: 081361228624)

Apakah Tambang Liring?

Menurut Info dari Sumber terpilih, Pertunjukan Wayang di Kalimantan Selatan ialah sudah tidak memakai bahasa Jawa tetapi memakai bahasa Banjar dan pertunjukan wayang itu diadakan untuk tujuan Sampir dan Batatamba yakni ritual magis untuk tujuan pengobatan dan tujuan-tujuan tertentu Karasmin yakni untuk tujuan hiburan dan penerangan/ informasi Semua jenis Dalang tersebut rata-rata mampu untuk membuat Azimat Tambang Liring .

Versi pertama penulisan rajahan tambang liring ialah dengan menggunakan pewarna dari tumbuhan, Sedangkan versi kedua dengan menggunakan darah orang mati yg terbunuh .

Pada awalnya tambang liring proses pembuatannya ialah oleh para Dalang pewayangan bisa jadi rajahan tambang liring ialah waris budaya hindu, dimana pembuatan rajahan tambang liring lebih pada penekanan karakter wayang Arjuna, Semar, 7 bidadari, Naga , Burung dll Sedangkan untuk membuat rajah tambang liring sangat rumit sekali,untuk membuat rajahan nya harus berada di dalam sumur atau bertelanjang bulat didalam kelambu.

Untuk mengaktifkannya harus pakai darah manusia mati syahid (tidak semua Tambang Liring harus demikian ), bisa digantikan dengan darah ayam atau pewarna herbal dalam istilah Banjar dinamakan Dawat yang dominan berwarna hitam,

Namun juga ada warna warni lainnya yang dibuat secara khusus .untuk penggunaannya rajah ini harus dibungkus kain warna hitam atau kain kuning yang sudah diinapkan selama 40 hari dimakam keramat kelampayan dan cukup disimpan di dalam saku, kalo digunakan untuk penglarisan cukup diletakan di laci uang.

Ada lagi semisal karya Dalang Iderus dan Dalang Igus Angkinang, mereka mengatakan bahwa untuk membuat azimat tambang liring ialah hanya pada malam Jumat saja sehingga saat ini, beredar tambang liring dengan versi disederhanakan dengan tanpa ditetesi darah pada rajahannya walau tetap bisa berfungsi untuk pengasihan yang ampuh dengan seizin Allah, sama saja dengan yg ada ditetesi darah yang jika kita bawa dipakai sebagai kalung, kemudian kita berjalan mendekati target sasaran , sehingga target terkena melewati "bayangan" tubuh kita maka target akan seperti kena gendam dan asmaranya berkobar memandang si pembawa azimat tersebut.

Azimat Tambang liring, istilah dalam bahasa Banjar ini tidak dapat diartikan dan tidak ada artinya dalam Bahasa Indonesia , hanya saja pengertian yang dimaksudkan ialah berupa sehelai kertas lama/ kertas baru/ kulit kukang / kulit kijang putih/ kulit macan pohon/ bahkan kulit manusia bergambar profil para tokoh punakawan dalam pewayangan, yakni Semar, Bagong, Gareng, dan Petruk. istilahnya Orang Banjar menyebutnya sebagai Semar Saparanakan ( Semar dan keluarganya).

Tambang liring diyakini mempunyai tuah magis yang dapat difungsikan untuk timbulnya rasa kasih sayang orang lain kepada pemiliknya (perawan, janda). Tambang liring dijadikan sebagai jimat pemikat agar pemiliknya segera mendapat jodoh.

Sumber Terpilih

Mengenal Tembang Liring



Tembang Liring merupakan sebuah Maha Karya Nenek Moyang Kita. Nama besar Tembang Liring hingga kini masih lestari sampai ke pelosok negeri bahkan sampai kr mancanegara.

Kelestarian Budaya Asli Kalimatan (Suku Banjar ini) terjaga hingga kini  dibuktikan dengan produknya terus bermunculan  dan pesanan pun terus meningkat. Tentunya dari kalangan kolektor,  praktisi dan penggunanya langsung. 

Keampuhan (Tuah Ghaib) dari Tembang liring tidak diragukan lagi.  Hanya dengan melintasi bayangan nya saja sudah membuat hati tergila2 pada sipemilik Tembang liring. sampai2 yang terkena (target) maka perasaannya rindu yang sangat mendalam, menggila, bahkan bisa saling membunuh di antara yang terkena peletnya.

Begitu Masyhurnya rajah tambang liring sudah sangat melegenda di Kalimantan selatan. 

Untuk lebih jelasnya simak seperti yang diberitakan salah satu media massa online berikut ini. 

Tambang Liring (TL) berbentuk azimat. Bahannya bisa terbuat dari kulit hewan, kain dan kertas. Konon tak sembarang orang yang bisa membuatnya. Selain hanya dibuat oleh para Dalang wayang, membuat sebuah azimat TL saja bahkan memerlukan waktu bertahun-tahun karena memerlukan waktu khusus. 
Proses pembuatannya pun sarat akan nuansa mistik. Mulai dari mengurung diri dalam kamar (melukis rajah) tanpa menggunakan sehelai kain pun di badan, hingga harus menuliskannya di dalam sumur.
Salah seorang praktisi spiritual asal Banjarmasin Syarifudin Nur menuturkan, yang menggambar adalah orang yang benar benar punya sanad dan ijin untuk merajah TL. Bila tidak ada sanad, keturunan Dalang, apalagi orang yang perkataannya suka berdusta, suka berkata kotor maka tak dianjurkan untuk menulis rajah TL. Orang yang menulis rajah TL harus benar benar orang yang jujur, berhati bersih, zuriat Dalang, keturunan orang berilmu. Adapun masalah kerapian gambar wayang, kerapian tulisan rajah, itu merupakan estetika keindahan seni tulis, lukis dan kaligrafi saja.
"Yang lebih utama garis nasab, ijazah ilmu dan benar benar menguasai tatacara, aturan baku, adat istiadat para pembuat terdahulu yang biasanya di ijazahkan secara turun temurun. baik secara nyata maupun secara ghoib oleh leluhurnya," ungkapnya.
Yang tak kalah terkenalnya dari TL adalah proses pengaktifan azimat tersebut, yang memerlukan dahwat atau tinta berupa darah orang yang telah meninggal.
"Untuk mengaktifkannya harus menggunakan darah manusia yang dipercaya meninggal dalam keadaan syahid. Seperti misalnya, orang yang rumahnya dirampok namun meninggal ketika melakukan perlawanan karena menyelamatkan keluarganya. Darah itu, biasanya disebut dengan dahwat syurga," tuturnya kepada Radar Banjarmasin belum lama tadi.
Syarifudin Nur tak menampik. Bahwa memang ada beragam versi mengenai pembuatan TL. Versi pertama penulisan rajah TL dengan menggunakan pewarna dari tumbuhan, dan versi kedua dengan menggunakan darah orang meninggal karena terbunuh. Hanya saja, dalam cara pengaktifannya, tetap menggunakan dahwat.
Sementara cara penggunaan azimat cukup dibawa sehari-sehari. Bisa dimasukan dalam kantong atau tas. Pada masanya, TL tak hanya digunakan sebagai sarana menggaet wanita saja. Tapi juga digunakan sebagai sarana menarik pembeli bagi para pedagang. Caranya, TL cukup diletakkan di dalam laci penyimpanan uang.
"Namun yang lebih dikenal masyarakat, TL digunakan hanya sebagai azimat pelet bayangan pemikat sukma yang mengerikan dan langka," ungkapnya. Dalam TL terdapat berbagai macam gambar atau lukisan. Lukisan yang ditorehkan di atas media kulit, kertas dan kain, mencakup pada tokoh-tokoh wayang tertentu yaitu tokoh Semar, Arjuna dan yang lainnya. 
Pada rajah tokoh-tokoh tersebut, kemudian ditetesi darah atau dahwat tadi tepat di mata tokoh-tokoh wayang. Konon, lukisan wayang yang ditetesi dahwat tersebut akan menghidupkan atau mengaktifkan energi yang ada dalam TL.

"Jika dibawa atau dipakai sebagai kalung, kemudian kita berjalan mendekati target sasaran, reaksinya bisa sampai di luar akal. Tak perlu menyentuh si target, cukup usahakan agar si target melewati bayangan tubuh kita saja, maka target akan seperti kena gendam dan asmaranya berkobar memandang si pembawa azimat tersebut," ungkapnya.

Reaksi dari azimat TL dibenarkan oleh Iberamsyah. Lelaki asal Desa Malintang,  Kecamatan Gambut, itu pernah merasakan langsung efeknya. Menurutnya, para pemakai TL tak perlu waktu lama seperti minyak pelet untuk bisa merasakan efeknya.

"Hanya beberapa menit, yang awalnya tak kenal atau tak bertegur sapa, bisa langsung menyapa. Bahkan tak jarang yang mengajak berkencan," ungkapnya. Keberadaan TL sebagai azimat pengasih kini cukup sulit untuk didapat. Selain para pembuatnya yang sudah langka, juga seringkali disalahgunakan.
Syarifudin Nur menambahkan, esensi para pemakai TL kini lebih banyak berubah dan condong pada urusan asmara. Padahal dahulu TL hanya dikenal sebagai bentuk sarana mendapatkan tahta atau kewibawaan.
Ia juga menyebutkan bahwa beberapa tokoh di Kalsel pernah memesan untuk minta dibuatkan TL kepada orang-orang tertentu.
"Yang awalnya untuk tahta, harta dan wanita, kini jadi terbalik. Untuk wanita, harta kemudian tahta," pungkasnya. (war/tof/ema)