Pages

11 September 2021

SAUDARA 4 DAN KE 5 PANCER. DEFENISINYA



 SAUDARA 4 KE 5 PANCER


Perspektif Antropologi


Antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala macam seluk beluk kehidupan manusia, baik dalam hal fisik maupun kebudayaan.


Seiring perjalanannya, falsafah Saudara Empat Kelima Pancer adalah falsafah Jawa yang memiliki makna spiritual teramat dalam. 


Kelima elemen dasar dalam falsafah tersebut berbicara tentang kelahiran seorang manusia (jabang bayi) yang tidak lepas dari empat duplikasi penyertanya.


Duplikasi tersebut dimaknai sebagai sedulur (saudara) yang tak kasat mata, yang akan menyertai kehidupan seseorang sejak lahir hingga matinya. Mereka itu antara lain:


Watman : yaitu rasa cemas / kawatir dari seorang ibu ketika hendak melahirkan anaknya. Ibu harus berjuang antara hidup dan mati dalam proses kelahiran. 


Watman adalah saudara tertua yang menyiratkan betapa utamanya sikap menaruh hormat dan sujud pada orang tua khususnya ibu. 


Kasih sayang, perhatian dan doa ibu adalah kekuatan yang akan mengiringi perjalanan hidup sang anak.


Wahman : yaitu kawah atau air ketuban. 


Fungsi air ketuban adalah menjaga agar janin dalam kandungan tetap aman dari goncangan.


Ketika proses kelahiran terjadi, air ketuban pecah dan musnah menyatu dengan alam, namun secara metafisik ia tetap ada sebagai saudara penjaga dan pelindung.


Rahman : yaitu darah persalinan. 


Darah adalah gambaran kehidupan, nyawa dan semangat. Darah persalinan pada akhirnya musnah dan menyatu dengan alam, namun secara metafisik ia tetap ada sebagai saudara yang memberi semangat dalam perjuangan mengarungi kehidupan. 


Darah juga gambaran kesehatan jasmani dalam hidup seseorang.


Ariman : yaitu ari-ari atau plasenta. 


Fungsi ari-ari adalah sebagai saluran makanan bagi janin dalam kandungan.


Ariman adalah saudara tak kasat mata yang menolong seseorang untuk dapat mencari nafkah dan memelihara kehidupannya.


Dan sebagai yang kelima adalah Pancer (Pusat) yaitu si jabang bayi itu sendiri. 


Ketika jabang bayi itu lahir, tumbuh dan dewasa, maka ia tidaklah sendirian.


Keempat saudaranya Watman, Wahman, Rahman dan Ariman senantiasa menemani secara metafisik. 


Mereka adalah saudara penolong dalam mengarungi kehidupan hingga seseorang kembali lagi pada Sang Pencipta. 


Pancer atau Pusat juga dimaknai sebagai "Ruh" yang ada dalam diri manusia, yang akan mengendalikan kesadaran seseorang agar tetap "ingat lan waspada", ingat pada Sang Pencipta dan menjadi insan yang bijaksana. 


Jadi saudara empat berperan sebagai potensi / energi aktif, sedangkan pancer sebagai pengendali kesadarannya.


Kesadaran kosmik tentang adanya saudara penyerta dalam "Falsafah Saudara 4 Ke-5 Pancer" pada akhirnya akan mengaktifkan potensi dalam diri (Adi Kodrati) seseorang. 


Seseorang yang mampu menggali potensi Saudara Empat Kelima Pancer akan menjadi seseorang yang sukses seutuhnya. 


Pada tingkat kesadaran tertentu orang tersebut bahkan dipercaya dapat mencapai "KESAKTIAN" yang supranatural.


Dalam persepsi moralitas dan spiritualitas, orang yang memiliki kesadaran Saudara Empat Kelima Pancer dapat dimaknai sebagai orang yang memiliki etika tinggi. 


Etika ini mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam berbagai hubungan dan perannya dalam masyarakat. Dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan, kerohanian, kesehatan maupun hubungan-hubungan sosial lainnya. 


Banyak orang mengklaim dirinya sukses, tapi hanya dalam bisnis saja, sedangkan rumah tangganya berantakan, tubuhnya sakit-sakitan, jiwanya tertekan. Ini bukan sukses yang sejati.


Falsafah Saudaran4 Ke-5 Pancer merupakan falsafah dasar yang kemudian dapat dikembangkan dalam berbagai pakem-pakem budaya. 


Misalnya pakem tentang hari-hari, yaitu pasaran Legi (Timur), Pahing (Selatan), Pon (Barat), Wage (Utara) dan Kliwon (Tengah/Pusat). 


Dalam tradisi pewayangan juga dikenal tokoh Punakawan: Semar, Petruk, Gareng, Bagong yang menemani dan melayani tokoh pusat yaitu Arjuna. 


Hal ini juga menggambarkan keempat kuda pada kereta perang Arjuna yang dikendalikan oleh kusirnya yaitu Krisna. 


Pada periode Islam Jawa, dikenal pula keyakinan tentang malaikat penyerta yaitu: Jibril, Mikail , Isrofil, dan Ijro'il yang akan membawa seseorang mencapai Sidrathul Muntaha atau menyertai hidup manusia hingga mati menghadap kepada Sang Ilahi.


Seperti yang sudah-sudah, falsafah Jawa selalu sarat dengan perlambangan, sehingga ia kaya akan interpretasi tanpa mengeliminir substansi-nya.


Demikian pula falsafah Saudara 4 Ke-5 Pancer, secara normatif dapat berupa perlambangan untuk makna yang jauh labih hakiki. 


Saudara 4 menggambarkan elemen dasar dalam diri manusia (ego) yaitu Cipta, Rasa, Karsa dan Karya.


CIPTA adalah pikiran, sumber dari segala logika, idea, imajinasi, kreativitas dan ambisi. 


Pikiran adalah manipulasi otak atas informasi untuk membentuk konsep, penalaran dan pengambilan keputusan.


RASA adalah emosi atau reaksi afekif atas peristiwa dan pengalaman hidup. 


Berbagai ekspresi emosi begitu kaya, bahkan jauh lebih kaya daripada bahasa yang dapat mengungkapkannya.


KARSA adalah kehendak atau niat, yaitu motivasi dalam diri individu untuk melaksanakan keputusan dan rencananya. Seseorang dapat termotivasi oleh rangsangan dari luar, namun sebaliknya juga dari dalam dirinya sendiri.


KARYA adalah tindakan (Action'), yaitu aspek psikomotor dalam diri individu yang menghasilkan suatu wujud konkret, sehingga dapat dikenali dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya.


Keempat elemen dasar dalam diri manusia di atas akan menjadi "efektif" apabila manusia tersebut dikontrol oleh Pancer/kunci yang disebut dengan KESADARAN yang biasa diistilahkan dengan "eling/ingat". 


Di sinilah letak perjuangan spiritual sesungguhnya. Ketika katup-katup kesadaran mampu dibuka, maka potensi 4 elemen dasar manusia akan menjadi kekuatan "quantum" yang luar biasa, memiliki daya ledak, menjadikan seseorang menjadi insan seutuhnya, sukses lahir batin, satria pinandhita sinisihan wahyu!


Hubungi:

Abah KIBAYUSEJATI

Surel: kibayusejati@gmail.com

Konsultan Spiritual Kebatinan Metafisika

Founder of Guru Besar

Padepokan jagad Semesta


AYAT 7 & KEUTAMAANNYA




 Ayat 7 merupakan doa yang merupakan kumpulan dari ayat-ayat Al Qur’an yang mempunyai banyak keutamaan dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebagaimana ayat-ayat yang lain, ayat 7 yang merupakan kumpulan dari 7 ayat juga mempunyai khasiat dan keutamaan tersendiri, selain itu setiap membaca ayat-ayat Al Qur’an tentunya akan di berikan pahala oleh Allah SWT.

Berikut ayat-ayat Al Qur’an yang termasuk dalam ayat 7.

1. QS. At Taubah (9) Ayat 51 

قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”.

2. QS. Yunus (10) Ayat 107 

وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

3. QS. Hud (11) Ayat 6 

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)”.

4. QS. Hud (11) Ayat 56

إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُم مَّا مِن دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

“Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus”. 

5. QS. Al Ankabut (29) Ayat 60

وَكَأَيِّن مِّن دَابَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. 

6. QS. Fathir (35) Ayat 2 

مَّا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِن بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. 

7. QS. Az Zumar (39) Ayat 38

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. 

Beberapa keutamaan ayat 7 antara lain :

  1. Barangsiapa membaca ayat 7 pagi dan petang, maka ia akan merasa aman sentosa dari segala kebinasaan dan terpeliharalah daripada tipu daya musuh dan bala dengan izin Allah.
  2. Apabila ayat 7 ini diamalkan sekali siang dan sekali malam (sesudah solat Maghrib dan Subuh), insyaallah akan memudahkan rezekinya, dipanjangkan umur, terpelihara dai gangguan jin, syaitan dan fitnah, dikasihi para hamba Allah serta dimudahkan serta dikabulkan segala apa yang dicita-citakannya.
  3. Apabila diamalkan 40 hari berturut-turut dan pada setiap solat fardhu dibaca tujuh kali, niscaya akan memperoleh faedah yang besar.
  4. Barangsiapa yang mewiridkan pada tiap-tiap selesai sembahyang fardhu, insyaallah, Allah akan memudahkan sakaratulmaut kelak dan memperolehi pahala yang besar pula. Juga kalau dibacakan ayat ini pada orang sakit, maka insyaallah akan menenangkan dan menyembuhkan dengan segera.
  5. Barangsiapa yang membaca ayat tujuh dengan tujuh hari berturut-turut dengan ketentuan tujuh kali disiang hari dan tujuh kali di malam hari, mudah-mudahan Allah akan melepaskan atau memudahkan dari kesulitan dan kesusahan.