..Hubungi: ..+6285756319199...Email: kibayusejati@gmail.com...Dengan Lautan Karomah Dan Samudra Hidayah Dari Alloh….. ..Kami bermaksud membantu Masalah Anda...Terbuka Untuk Semua.... Hubungi: +6285756319199...Email: kibayusejati@gmail.com...

PUASA WETON (HARI LAHIR)

05 Februari 20200 komentar


Wetonan (Puasa Weton).

Puasa weton (wetonan) adalah puasa untuk memperingati hari kelahiran seseorang sesuai laku dan tradisi dalam budaya jawa. 

Puasa weton adalah jenis puasa ngebleng yang sudah umum dilakukan oleh orang-orang di masyarakat jawa pada hari weton kelahirannya yang perhitungan waktu mulai berpuasa dan menutup puasa dilakukan berdasarkan hari kelahirannya dalam kalender jawa.

Puasa weton biasanya dilakukan orang dengan niat menjaga kedekatan hubungan pancer (orangnya) dengan roh sedulur papatnya, supaya kuat sukmanya, selalu peka rasa dan batin, peka firasat, peka bisikan gaib, untuk mendapatkan restu pengayoman dari para leluhurnya, supaya hidupnya keberkahan dan lancar segala urusan dan usahanya, atau untuk terkabulnya suatu keinginan yang sifatnya penting.

Puasa weton harus dilakukan dengan sugesti kebatinan, yaitu dengan sikap hati berprihatin, menjauhi hiburan dan sikap bersenang-senang dan banyak berdoa menghadap ke timur dengan kesatuan hati difokuskan kepada Tuhan di atas sana (baca : Kebatinan Dalam Keagamaan), bukan sekedar sudah terlaksananya formalitas berpuasa weton, karena pengaruhnya yang diharapkan adalah bersifat kegaiban roh / sukma, bukan biologis. 

Laku puasa tersebut dimaksudkan untuk menjadikan hidup mereka lebih 'bersih' dan keberkahan, sekaligus juga bersifat kebatinan, yaitu untuk memelihara kepekaan batin dan memperkuat hubungan mereka dengan saudara kembar gaib mereka yang biasa disebut 'Sedulur Papat', sehingga lakunya berpuasa itu juga untuk memelihara  'berkah' indera keenam seperti peka firasat, peka terhadap petunjuk gaib / pertanda, peka tanda-tanda alam, dsb. 

Kegaiban puasa weton terkait dengan kegaiban yang berasal dari sukma manusia sendiri (kegaiban dari kesatuan roh pancer dan sedulur papat), tidak berhubungan dengan kegaiban roh-roh lain atau khodam.

Puasa weton tidak bisa disamakan atau diperbandingkan atau ditukar dengan puasa bentuk lain, karena sifat dan kegaibannya berbeda. 

Dalam menjalankan puasa weton orang tetap dibolehkan melakukan aktivitas yang lain, hanya saja jangan sampai orangnya lupa bahwa ia sedang berlaku prihatin. Selama menjalankan puasa weton itu orangnya harus sadar bahwa ia sedang berlaku prihatin. 

Sejak jaman dulu masyarakat dan spiritual Jawa meyakini bahwa setiap manusia mempunyai saudara-saudara halus yang mendampinginya. Mereka tidak kelihatan mata biasa. Mereka tergolong sebagai roh-roh halus. Saudara-saudara halus ini banyak yang menyebutnya dengan istilah  Saudara Kembar,  atau disebut juga  Roh Sedulur Papat.  
Konsep tersebut secara umum dipercaya dan dihayati oleh masyarakat jawa. Dalam kehidupan sehari-harinya di masa sekarang pun banyak orang Jawa yang masih menjalankan laku prihatin dan tirakat tertentu untuk memelihara Sedulur Papat mereka.

Kepercayaan terhadap sedulur papat ini tatalaku dan ritualnya dimulai ketika seorang ibu melahirkan bayi. Selain atas kelahiran anaknya itu dilakukan syukuran / selametan, terhadap ari-ari si jabang bayi juga dilakukan suatu "perawatan". Ada tatacara dan ritual tersendiri untuk merawat dan menyimpan / memakamkan ari-ari anak, yang selain dibacakan doa-doa, biasanya juga diberikan sesaji kembang, diberikan lampu penerangan selama 7 atau 40 hari di tempat ari-ari dimakamkan, dan dijaga supaya tidak diganggu hewan dan tidak langsung terkena hujan. 
Pada hari-hari berikutnya biasanya sang orang tua akan tekun memelihara sedulur papat anak-anaknya dengan cara pada hari weton masing-masing anaknya (atau sebulan sekali) ia memberikan bubur merah putih atau jajan pasar untuk dimakan oleh anak-anaknya itu atau memberi kembang di makam ari-ari anak. Harapannya adalah supaya anak-anaknya itu terpelihara tubuh dan sukmanya, sehat secara kejiwaan, sehat tubuhnya tidak mudah sakit-sakitan, dan tidak ada masalah dalam hidupnya.

Setelah anak-anaknya beranjak dewasa, maka anak-anaknya itu sendiri yang harus memelihara sedulur papatnya sendiri dengan cara rajin berpuasa weton setiap hari wetonnya (hari kelahirannya sesuai kalender jawa).

Sampai sekarang dalam masyarakat Jawa masih ada kepercayaan dan tradisi yang dilestarikan untuk melakukan semacam ritual, puasa dan doa dan memberi sesaji untuk sedulur papat, seperti ritual / puasa wetonan, dengan sesaji bubur merah-putih, atau jajan pasar, mandi kembang, atau memberi kembang di makam ari-ari anak, dsb. Tradisi ini baik sekali bila dilakukan, supaya sukma orang yang bersangkutan terpelihara, sehat secara kejiwaan, sehat tubuhnya tidak mudah sakit-sakitan, dan supaya lancar segala urusan hidupnya. Bahkan ada juga orang yang secara khusus menyimpan ari-arinya (yang sudah kering) di dalam lemari atau di dalam dompetnya dengan harapan sedulur papatnya aktif mendampinginya dan membantunya dalam kehidupannya sehari-hari.

Kepercayaan dasar atas laku dan ritual di atas adalah pada adanya kepercayaan tentang roh sedulur papat yang selalu mendampingi manusia sejak manusia itu lahir. Karena itu orang jawa yang masih memelihara kepercayaan kejawen akan menghormati kepercayaan itu, bahkan masih banyak yang tekun menjalankan tatalaku dan ritual yang terkait dengan sedulur papat.

Puasa weton yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak memahami atau tidak meyakini keberadaan roh sedulur papat kegaibannya tidak akan sebaik mereka yang melakukannya dengan landasan kepercayaan pada adanya kebersamaan roh sedulur papat. Keyakinan pada keberadaan dan kebersamaan roh sedulur papat dengan pancer akan memperkuat kegaiban sukma dan memperkuat interaksi roh sedulur papat dengan roh-roh leluhur orangnya. Dalam kehidupannya sehari-hari kegaiban sukma akan membantu dalam kemantapan bersikap, membantu membuka jalan hidup dan menyingkirkan halangan dan kesulitan-kesulitan, dan interaksi sedulur papat akan membantu peka rasa dan firasat, peka bisikan gaib, mendatangkan ide-ide dan ilham, peringatan-peringatan dan jawaban-jawaban permasalahan. 

Puasa weton adalah suatu laku yang berasal dari tradisi budaya jawa, dilakukan dengan berpuasa pada hari kelahiran seseorang (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu, Minggu) yang hari kelahirannya itu disesuaikan dengan hari pasaran jawa (legi, pahing, pon, wage atau kliwon). Dengan demikian hari weton kelahiran seseorang akan selalu berulang setiap 35 hari sekali. Sesuai ajaran kebatinan jawa selama berpuasa itu orangnya berdoa di malam hari kepada Tuhan di atas sana di luar rumah menghadap ke timur.

Penjelasan penetapan hari jawa :

Dalam penanggalan Jawa, hari dimulai pada hari sebelumnya pukul 5 sore (pk.17.00) dan berakhir pada hari yang bersangkutan pukul 5 sore (pk.17.00). 
Jadi, mulainya hari adalah hari sebelumnya pk.5 sore, dan batas akhir suatu hari adalah hari itu pada pk.5 sore.
Berarti hari Senin dimulai pada hari sebelumnya, yaitu hari Minggu pk.5 sore dan berakhir pada hari Senin tersebut pk.5 sore.
Hari Senin itu pada pk.6 sore (mahgrib) sudah terhitung sebagai hari Selasa, karena sudah melewati batas akhir hari Senin pk.5 sore.

Hitungan hari kelahiran jawa :

Misalnya tanggal kelahiran 10 Juni 1970, pada penanggalan jawa harinya adalah Rabu Wage.

Sesuai hitungan hari jawa di atas, maka hari kelahiran Rabu Wage 10 Juni 1970 itu berlaku untuk orang-orang yang lahir dalam rentang waktu antara 9 Juni 1970 pk.17.00 sampai dengan 10 Juni 1970 pk.17.00. 
Orang-orang itu, bila ingin puasa weton, yang dijadikan patokan hari kelahirannya adalah hari Rabu Wage.

Sedangkan orang-orang kelahiran 10 Juni 1970 pada malam hari (melewati pk.17.00), berarti hari kelahiran jawa orang itu bukan Rabu Wage, tetapi adalah Kamis Kliwon, karena waktu (jam) kelahirannya sudah melewati batas akhir hari Rabu Wage pk.17.00, sudah masuk ke hari Kamis Kliwon. Orang-orang itu, bila ingin puasa weton, yang dijadikan patokan hari jawa kelahirannya adalah Kamis Kliwon, bukan Rabu Wage.

(Mengenai hitungan hari kelahiran jawa ini silakan dicari pada program primbon hari kelahiran di internet. Sesudah itu tinggal anda sesuaikan hari jawanya dengan jam kelahiran anda apakah pagi hari, siang hari atau malam hari. Lebih baik lagi bila programnya itu bisa didownload).

Beberapa hitungan hari dalam puasa weton sbb :

1. Puasa weton sehari. 
    Puasa weton sehari ini adalah yang secara umum dilakukan orang dalam budaya Jawa.
    Puasanya 1 hari Jawa (sehari semalam, 24 jam).
    Misalnya hari kelahirannya adalah Selasa Pahing, 
    maka puasanya dimulai pada hari sebelumnya, yaitu hari Senin pk.5 sore dan berakhir pada hari Selasa 
    Pahing tersebut pk.5 sore.

2. Puasa weton 3 hari (puasa apit weton - hari weton diapit di tengah). 
    Puasa weton 3 hari biasanya dilakukan untuk harapan terkabulnya suatu keinginan khusus yang kejadiannya 
    tidak terjadi setiap hari.
    Puasa weton 3 hari dilakukan selama 3 hari jawa terus-menerus tanpa putus, yaitu puasa pada hari wetonnya 
    ditambah 1 hari sebelumnya dan 1 hari sesudahnya, sehingga total puasa menjadi 3 hari jawa terus-menerus 
    (3 x 24 jam). Hari wetonnya diapit di tengah.
    Puasa weton 3 hari (puasa apit weton) ini mempunyai efek kegaiban mirip seperti puasa ngebleng 3 hari. 
    Misalnya kelahiran Rabu Kliwon, 
    maka puasanya dijalankan selama 3 hari, yaitu Selasa, Rabu Kliwon dan Kamis terus-menerus tanpa putus.
    Hari Selasa dimulai pada hari sebelumnya, yaitu hari Senin pk.5 sore.
    Hari Kamis berakhir pada pk. 5 sore hari.
    Jadi puasa weton Rabu Kliwon 3 hari itu dimulai pada hari Senin pk.5 sore dan berakhir pada hari Kamis 
    pk.5 sore. Puasanya terus-menerus tanpa putus siang dan malam. Berbuka puasanya hari Kamis pk.5 sore. 

3. Puasa weton 3 hari selama 7 kali berturut-turut (7 kali puasa apit weton). 
    Artinya, puasanya dijalankan selama 3 hari jawa terus-menerus tanpa putus dan dilakukan selama 7 kali 
    berturut-turut tanpa putus (selama 7 bulan jawa berturut-turut). 
    Jenis puasa ini biasanya dilakukan untuk harapan terkabulnya suatu keinginan khusus yang bukan sesuatu 
    yang biasa terjadi sehari-hari dan waktu pencapaiannya agak panjang (pada masa depan), atau untuk 
    keinginan terkabulnya suatu keinginan khusus yang berat, yang kadarnya tinggi, yang bagi seseorang sulit 
    untuk dicapai dengan usaha yang normal (biasanya disertai nazar), sehingga diperlukan suatu laku tambahan  
    demi terkabulnya keinginannya itu, yaitu puasa ngebleng 3 hari 3 malam pada hari weton kelahirannya dan 
    dilakukan selama 7 kali (7 bulan jawa) berturut-turut tanpa putus dan ditutup dengan suatu ritual dan sesaji 
    penutup (tumpengan), selametan atau syukuran atas berhasilnya dirinya menunaikan hajat berpuasa itu. 
    Sesudah puasa 7 kali itu tercapai, bulan-bulan berikutnya tetap puasa wetonan.
    Misalnya kelahiran Rabu Kliwon, 
    maka puasa weton 3 hari setiap Rabu Kliwon itu dilakukan terus-menerus selama 7 kali berturut-turut (7 bulan 
    jawa) tanpa putus.

Sesuai ajaran kejawen, saat memulai puasa weton dan pada malam hari selama berpuasa berdoalah menghadap ke timur di luar rumah kepada Tuhan di atas sana. Setelah selesai berpuasa berdoa juga mengucap syukur karena telah diberi kekuatan sehingga dapat menyelesaikan puasanya. Mudah-mudahan Tuhan memberkahi.

Puasa weton menjadi sempurna bila dimulai dengan mandi keramas (dengan shampo) dan pada penutupan puasanya dilakukan pemberian sesaji untuk roh sedulur papat dan pancer sebagai berikut (salah satu) :
1. Terbaik, mandi kembang telon atau kembang tujuh rupa, guyuran basah semua dari kepala sampai ke kaki.
2. Kedua terbaik, makanan / kue jajan pasar 7 macam, dimakan sebagai makanan berbuka puasa.
3. Ketiga terbaik, bubur merah putih, yaitu bubur tepung beras (bubur sumsum) yang diberi gula jawa cair, 
    dimakan sebagai makanan berbuka puasa.

Dengan demikian yang disebut puasa weton (wetonan) itu adalah satu kesatuan puasa weton + mandi kembang telon atau sesaji lain seperti disebutkan di atas.

Tetapi wetonan tanpa mandi kembang telon / tujuh rupa atau jajan pasar tidak apa-apa, boleh-boleh saja.
Sesaji kembang telon / tujuh rupa atau jajan pasar itu bukanlah keharusan. Itu hanya diperlukan bila kita menginginkan kesempurnaan dari laku kita itu. Karena itu bila diinginkan kesempurnaan dari anda menjalankan puasa weton sebaiknya pada penutupan puasanya anda memberikan sesaji untuk roh pancer dan sedulur papat anda supaya kegaiban wetonan anda itu lebih sempurna, bukan sekedar berpuasa saja.

Puasa weton adalah salah satu sarana pemberian perhatian seseorang kepada roh sedulur papatnya dan menjadi sarana memperkuat kesatuan antara seseorang (pancer) dengan roh sedulur papat dan roh para leluhurnya. 

Mandi kembang menjadi sarana pemberian perhatian seseorang kepada roh sedulur papatnya, "memandikan" / membersihkan roh pancer dan sedulur papatnya yang hasil akhirnya akan juga "membersihkan" orang itu sendiri dari aura-aura negatif tubuh dan sukmanya dan "membersihkan" hidupnya dari kesulitan-kesulitan yang berasal dari dirinya sendiri. Kegaiban yang berasal dari kesatuannya dengan roh sedulur papatnya akan membantu membukakan jalan hidupnya dan membuat keinginan-keinginannya menjadi semakin mudah terwujud.

Bagi yang niat wetonan, tapi tidak sempat menjalankan puasanya atau berhalangan, cukup mandi kembang saja, bisa pagi hari, bisa siang atau sore hari, dan berdoa tulus kepada Tuhan di luar rumah menghadap ke timur.

Puasa weton terkait dengan kepercayaan pada kegaiban sukma (kepercayaan pada kesatuan dan kebersamaan pancer dan roh sedulur papat). Biasanya dijalankan untuk menjaga kedekatan hubungan orangnya dengan para roh sedulur papatnya, supaya kuat sukmanya, selalu peka rasa dan batin, peka firasat, dan untuk mendapatkan restu pengayoman dari para leluhurnya, supaya hidupnya keberkahan dan lancar segala urusannya, atau untuk terkabulnya suatu keinginan yang sifatnya penting. Puasa weton tidak bisa disamakan, digantikan atau ditukar dengan puasa bentuk lain, karena sifat dan kegaibannya berbeda. 

Puasa weton (wetonan) adalah salah satu laku budaya kebatinan yang sudah umum dilakukan dalam masyarakat jawa. Tetapi sehubungan dengan adanya pengaruh budaya Islam dalam masyarakat jawa, orang-orang jawa saat ini yang masih melakukan puasa weton ini sudah tidak lagi menjalankannya sesuai aslinya ajaran jawa, yaitu dengan puasa ngebleng, tetapi melakukan puasanya sama dengan puasa biasa saja, yaitu puasa dari subuh sampai mahgrib saja. Sekalipun laku puasa weton yang dipengaruhi budaya Islam itu masih memberikan kegaiban, tetapi sudah tidak lagi besar seperti seharusnya, bahkan banyak orang yang tidak lagi dapat merasakan kegaibannya sehingga kemudian tidak lagi melakukannya, kemudian digantikannya dengan puasa Senin - Kamis, puasa mutih, atau puasa berpantang makanan tertentu saja.
Share this article :

Popular post

Apakah Anda dilanda masalah:


WhatSapp: +6285756319199

Karier anda, Usaha atau dagangan http://kibayusejati.blogspot.com/

Pagar rumah/tempat usaha, Pagar badan, Jual Beli tanah/rumah, Menyadarkan Selingkuh PIL/WIL, Mengunci Agar Suami/istri Berangsur-angsur berhenti dari berselingkuh, Mustika / Batu Mulia, Ruwatan buang Goib, Anak kurang cerdas, Menambah kharisma/wibawa, Agar disayang atasan/majikan, sulit jodoh, Pengasihan, Mengobati Impoten/loyo dan lemah Syahwat, Mani encer, Membantu Penglarisan

Konsultasikan problem anda dengan mengirimkan email kami. ceritakan dengan jelas segala permasalahan yang ingin anda konsultasikan dan Sertakan data anda seperti, nama lengkap anda, tanggal lahir, dan nama kedua orang tua kandung anda, agama, Alamat jelas, Nomor telp/HP serta Photo diri anda.

Setiap konsultasi baik melalui email ataupun sms akan kami tanggapi secepat mungkin, tetapi bila kesibukan kami menghalangi, paling lambat dalam 3 X 24 jam kami sudah akan memberi jawaban untuk anda

Jangan ragu untuk menghubungi kami, kami akan bantu anda semaksimal mungkin. kesuksesan anda komitmen kami.

Kontak Person

KONSULTASI PROBLEM
HUBUNG:
KIBAYUSEJATI


WhatSapp: +6285756319199

Atau Melalui Surat Elektronik:
Email : kibayusejati@gmail.com
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ABAH KIBAYUSEJATI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger